Perempuan misterius yang berada dalam video 'Pembela Hak Pejalan Kaki' di Youtube sedang menjadi pembicaraan di media sosial. Perempuan misterius itu bisa menjadi contoh untuk menuntut hak pejalan kaki dengan cara simpatik.
Video yang diunggah sejak tahun 2009 itu di-share oleh pakar tata kota Marco Kusumawijaya dalam akun twitternya @mkusumawijaya dan gerakan Jalan Kaki, @jalankaki. Menurut salah satu pendiri gerakan Jalan Kaki, Glenn Marsalim, video itu sengaja di-share agar orang-orang terinspirasi.
"Video ini kemarin menginspirasi orang, bisa dong menghalau para pesepeda motor yang naik ke trotoar, kalau ada yang takut ibu itu saja berani kok. Ibu itu saja berani dengan cara yang simpatik," tutur Glen dalam perbincangan dengan detikcom.
Dia menambahkan, banyak faktor yang menyebabkan hak pejalan kaki diambil, mulai dari ketidaktahuan bahkan ketidakpedulian. Belum lagi di Jakarta, dihuni bermacam-macam orang dari berbagai macam latar belakang membutuhkan cara yang simpatik untuk mengingatkan para pelanggar hak pejalan kaki.
"Memang itu mesti dilawan, melawan nggak bisa kasar, ada caranya. Tidak dengan kekerasan, bentak-bentakan," kata Glenn.
Glenn sendiri mengaku belum tentu seberani sang perempuan misterius itu yang berani menegur dan memberitahu. Dia memilih diam di trotoar agar sang pemotor meminggirkan motornya.
"Kalau saya berdiri diam, kesal, dianya (pemotor) juga kesal. Kalau dia men-take over saya, dia turun dan maki-maki, cuekin saja. Masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan. Belum berani. Mungkin kalau melihat ini (video) bisa terjadi, mari kita lakukan dengan cara simpatik, bukan menggunakan kekerasan," imbau pria yang merupakan salah satu administrator akun twitter @jalankaki ini.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan misterius dalam sebuah video di Youtube yang diposting oleh Shantonio Siagian, pemilik akun 'wierki14' pada 3 September 2009. Video itu berjudul 'Pembela Hak Pejalan Kaki'. Sudah lama memang, tapi video itu menjadi perbincangan seiring dengan insiden Minggu Kelabu 22 Januari yang menewaskan 9 pedestrian.
Video berdurasi 2 menit 38 detik ini tampak diambil di bawah Jembatan Semanggi, jalan yang diperuntukkan untuk pemotor. Dalam video ini terlihat perempuan berjilbab yang berjalan di trotoar. Mirisnya, trotoar tempat perempuan itu berjalan diambil haknya oleh para pemotor.
Dengan hati-hati perempuan itu berjalan melawan arah di trotoar yang dipenuhi pemotor yang melaju ke arah sebaliknya. Tak cuma berjalan, perempuan itu tampak berbicara kepada para pemotor, lalu beberapa saat para pemotor menurunkan motornya melewati trotoar. Terus menerus perempuan itu melawan arus, sendirian, tampak menasihati pemotor yang tak tahu diri menaiki trotoar, mengambil jalan pintas.
"Tadi sore, kira-kira pukul lima sore, saya berhenti sejenak di bawah Jembatan Semanggi, karena macet luar biasa. Sembari menunggu lalu lintas berkurang, saya melihat-lihat keadaan. Jalanan yang padat membuat banyak pengendara motor yang mengambil jalan pintas, naik ke trotoar. Hal ini rupanya membuat berang seorang ibu muda, yang dengan gagahnya melabrak para pengendara motor yang naik ke trotoar. Semuanya dipaksa turun olehnya," demikian komentar sang pengunggah video dalam laman miliknya.
sumber: detik.com
Berita Terpanas Hari Ini
tempatwisata.biz.id
Kategori
Entri Populer
- Foto + Video Amatir Kecelakaan Maut Di Tugu Tani. 9 Tewas
- Cara Cepat Menambah Uang Coin Energi di Empires and Allies Cheat
- Cara Cepat Menambah Follower Twitter
- Video Porno 5 Berandalan Memperkosa Gadis ABG Beredar di Pamekasan
- Penjual ABG ke Maluku Sebesar Rp 2 Juta Dibekuk
- Ini Lho Blog Marissa Haque Yang Bikin TT Di Twitter
- Download : Video Porno Mirip Anggota DPR
- Foto Bugil Nikita Mirzani Beredar Di Internet
- Ramalan Feng Shui 2012 Tahun Naga Air
- Foto Seksi Agnes Monica Untuk SEA GAMES 2011
Copyright © 2014 panas.web.id - All Rights Reserved
Template By Catatan InfoKipas Plastik | Kipas Promosi | Pen Promosi | Tumbler Promosi | Percetakan Jakarta
Template By Catatan Info
0 Komentar untuk "Video : Perempuan Misterius Pembela Hak Pejalan Kaki"